Iga dara, tiga cerita

Ikatan antara Shanty Paredes, 37, Tara Basro, 26, dan Tatyana Akman, 22, terasa demikian kuat, bahkan di luar set lm. OLEH ANGGITA DWINDA

Portrait of Tammy Strobel

Ikatan antara Shanty Paredes, 37, Tara Basro, 26, dan Tatyana Akman, 22, terasa demikian kuat, bahkan di luar set  lm. OLEH ANGGITA DWINDA

My Reading Room

Ceritakan tentang peran kalian di film ini kisah tiga dara.

Shanty: “Gen dis ad alah anak sul ung dan bekerja seb agai chef di hotel yang dijadikan bisnis keluarga. Gendis sedikit pegang kendali, yang pastinya wajar karena ia anak tertua, tapi ia sangat sayang dengan adik-adiknya. Karakter Gendis yang gengsian sangat berbanding terbalik dengan kepribadian saya, karena saya sendiri seperti jendela terbuka–apa yang saya rasakan, pasti terlihat di wajah saya.”

Tara: “Saya memerankan Ella, si anak tengah dari tiga bersaudara. Ella itu sangat keras kepala, mandiri, juga berani, dan blakblakan. Seru banget deh, memerankan karakter seperti Ella. Kalau diingat-ingat, karakter seperti tiga bersaudara inilah peran yang saya impikan dulu sewaktu kecil. And now I’m playing one!”

Tatyana: “Bebe itu anaknya cuek banget dan selalu berpikiran positif. Sepertinya enggak ada yang salah dalam hidupnya, hahaha... Tapi sangat menyenangkan, karena membuat saya jadi merasa positif juga. Ditambah kami memiliki banyak kesamaan, misalnya Bebe suka menenun, sementara saya mahasiswi jurusan tekstil.”

Apa yang membuat anda tertarik untuk berpartisipasi di film ini?

Tara: “Karena ini lm musikal yang menantang saya sebagai aktris. Selain itu, di lm ini saya bisa bekerjasama dengan Nia Dinata. Saya selalu ingin bekerja dengannya. Saya percaya bahwa setiaplm karya teh Nia selalu memiliki sebuah pesan penting, termasuk di lm ini.”

Shanty: “Film ini terinspirasi dari karya H. Usmar Ismail, 3 Dara (1956). Saya sendiri penggemar berat lm tersebut. Dan, sebenarnya sudah cukup lama menunggu proses pengerjaan lm ini. 20 tahun! Rasanya bagaikan impian yang jadi kenyataan ketika akhirnya mulai syuting.”

Tatyana: “Awalnya, saya sempat tak percaya diri karena berbeda dengan aktris lain yang ikut casting, saya tidak berpengalaman sama sekali. Nol. Saya memutuskan ikut karena ingin mencoba hal baru dan sudah merasa jenuh dengan pekerjaan saya sebelumnya. Begitu melihat ada kesempatan ini, saya pikir, ‘ini adalah tiket saya untuk keluar dan menemukan hal baru.’”

My Reading Room

Hal favorit yang terjadi selama syuting?

Shanty: “Kita syuting di Maumere, di mana kita harus tetap menyanyi, menari, dan beraksi peran sekaligus di tengah terik matahari.
Wah, ini tantangannya sudah ada pada level tersendiri! Tapi, saya begitu menikmati setiap prosesnya. Dimulai dari belajar menyanyi, menari, read through, hingga akhirnya syuting di lokasi, it’s been an enjoyable ride.

Tatyana: “Sebagai pendatang baru, saya tak punya barometer di mana saya bisa membandingkan pengalaman syuting kali ini dengan yang lain. Tapi yang jelas, it’s been a life-changing experience.

Tara: “Ini pertama kali selama karier saya di mana saya tidak terlalu banyak ‘berpikir’. Saya tak banyak berpikir bagaimana seharusnya memainkan peran atau lainnya, semua seakan mengalir secara alami. Apalagi chemistry yang dibangun bersama seluruh pemain sungguh luar biasa–mungkin saya selalu bilang hal ini di setiap  lm yang saya buat, tapi rasanya benar-benar seperti menemukan keluarga baru.”

Kalian tampak sangat kompak, ya...

Tara:We’ve truly become sisters! Bahkan, sekarang pun kita tidak saling memanggil dengan nama masing-masing, melainkan dengan nama Gendis, Ella, dan Bebe.”

Tatyana: “Iya! Saya jadi kebiasaan memanggil mereka, Kak Ella dan Kak Gendis. Mereka mengajari saya banyak hal tentang industri  lm dan seni peran pada umumnya. Saat syuting, mereka bagaikan cheerleader yang selalu menyemangati saya.”

Shanty: “Walaupun tinggal berjauhan, saya selalu kangen sama adik-adik saya. Kita kan punya grup WhatsApp sendiri nih, dan setiap hari pasti ngobrol di situ. Dan, sebagai ‘anak sulung’, saya paling protektif, hahaha...”

Sosok perempuan mengagumkan bagi anda?

Tara: “Perem puan yang tahu apa ya ng ia mau dan mer asa aman dan nyam an dengan dirinya sendiri. Saya sendiri merasa bahwa kemampuan untuk menemukan kekuatan tersebut dalam diri sendiri sangat susah.”

Shanty: “Perempuan yang cerdas dan memiliki wawasan luas terlihat mengagumkan bagi saya. Apalagi jika ia memiliki sifat dan kepribadian yang baik pula–her beauty will shine through.

Tatyana: “Ketika ia berani menjadi diri sendiri tanpa mengikuti arus, aura positif akan terpancar dari dirinya. Tentunya, ini hal yang harus terus-menerus dipelajari oleh semua orang karena manusia pada dasarnya tak akan pernah puas. Ini adalah sebuah proses pembelajaran.”